Samn0body's Blog

Dulu, waktuku masih SMP kelas 1.

Dia berbeda kelas denganku, namun kelas kami bersebelahan. Setiap aku keluar dari kelas, mataku selalu mencari sosoknya di antara kerumunan siswa. Seperti biasa dia akan bergerombol dengan teman-temannya dan aku akan bergerombol dengan teman-temanku.

Kami berdua datang dari dua kasta yang berbeda di sekolah kami. Bila menggunakan istilah Amerika, dia termasuk dalam popular group, sedangkan aku school nerds.

Namun ketika pulang, aku dan dia adalah sama karena kami satu bis. Di dalam bis sekolah, tidak ada kasta bagi aku dan dia. Walau tidak pernah janjian, aku selalu mencarikannya tempat duduk di sebelahku dan begitu pula dia.

Aku selalu suka jam pulang karena ketika itu aku memiliki waktu untuk bersamanya. Walau cuma 15 menit, namun waktu itu sangat berarti untukku. Dia didrop lebih dulu, dan aku belakangan. Namun setelah dia turun, kami selalu bertukar-tukaran surat, lebih tepatnya berbalas-balasan surat. Surat-suratnya selalu menjadi temanku dalam perjalanan pulang.

Di dalam surat-surat itulah aku untuk pertama kalinya mengatakan kepada dia rasa ‘suka’ku. Walau dalam surat balasannya, dia mengatakan bahwa dia juga suka padaku, namun hanya sebatas teman, itu saja, namun dia tetap memperlakukanku sama. Seolah kata-kata itu tidak pernah dibacanya.

Aku kembali merajut rasaku dan membiarkannya berkembang hingga ketika kami berpisah. Aku melanjutkan pendidikanku lebih tinggi, dia berhenti dan mulai bekerja. Lama kelamaan, dia menghilang dari hidupku dan bolong di hatiku ditutupi oleh segudang kesibukan dan permasalahan remaja lainnya.

Namun sekarang, semua rasa itu kembali lagi, semakin hari semakin jelas, seolah semua itu baru terjadi kemarin. Dia menjadi semakin nyata bagiku, terutama dari sms-sms dan telepon-teleponnya dan sosok nyatanya yang suka membelai diriku, bersandar padaku, matanya yang menatap tajam ke dalam relung jiwaku, membuatku susah bernafas.